Kepak Julang Ngapak : Batik, Tari, Arsitektur, dan Alam Sukabumi

 


KOTA SUKABUMI - Di balik lekuk motif dan gerak tari, tersembunyi pesan-pesan yang tak lekang oleh zaman. Itulah yang coba disampaikan oleh Batik Lokatmala—sebuah komunitas pelestari budaya yang tak hanya memproduksi batik khas Sukabumi, tetapi juga menyulam nilai-nilai ekologis ke dalam seni pertunjukan. Salah satu karya mereka yang paling mencuri perhatian adalah Tari Julang Ngapak, tarian yang terinspirasi dari motif manuk julang dalam Batik Lokat Mala.

 “Kami dari Lokatmala Sukabumi mempersembahkan Tari Julang Ngapak. Batik Lokatmala mempunyai beragam motif, di antaranya adalah motif manuk julang yang terinspirasi dari burung julang khas Sukabumi yang kini terancam punah,” ungkap Fonna Melania, pemilik workshop Batik Lokatmala

 “Burung ini mempunyai kedudukan tinggi dalam budaya Sunda, penuh filosofi, dan effort-nya layak diteladani.” tambahnya.

 Manuk Julang (burung Julang), sejenis rangkong yang dulunya banyak ditemukan di hutan-hutan Sukabumi, tidak hanya menjadi simbol keanggunan dan kearifan lokal, tapi juga ikon ekologis yang kini menjadi alarm bagi kesadaran lingkungan. Lokatmala pun tidak berhenti pada visual motif, mereka bergerak lebih jauh: melahirkan tarian.



Tari Julang Ngapak, dikoreografikan oleh Yulia Hendrilianti, adalah interpretasi artistik tentang bagaimana manusia semestinya hidup harmonis dengan alam.

 “Filosofi dari tarian ini adalah bagaimana kita sebagai manusia bisa berkesinambungan dengan alam sehingga ekosistem terjaga dengan baik,” jelas Yulia.

 “Tarian ini tidak hanya menari, tapi mengajak putra-putri Sukabumi untuk menjaga keberlangsungan alam. Filosofinya kami tanamkan dalam setiap gerakan.”

Motif Julang Ngapak dalam batik Lokatmala pun bukan sembarang pola. Ia terinspirasi dari bentuk rumah adat Sunda bergaya julang ngapak, yang atapnya melebar ke samping menyerupai burung yang sedang mengepakkan sayapnya. Desain rumah ini tak hanya fungsional, tapi juga simbolik—menggambarkan manusia yang bersahabat dengan alam, terbuka, dan kuat menghadapi tantangan.

Melalui karya kolaboratif antara batik dan tari ini, Lokatmala tak hanya menampilkan estetika, tapi juga menggugah kesadaran generasi muda.

 Semoga filosofi dalam tarian Julang Ngapak ini bisa menginspirasi warga Sukabumi, terutama generasi milenial dan Gen Z, untuk melestarikan alam. Bukan hanya melalui batik, tapi juga melalui karya di bidang lain seperti desain grafis atau media kreatif lainnya,” tambahnya.

Batik dan tari menjadi dua sayap dari burung julang itu sendiri yang satu terpatri dalam kain, satu lagi dibentuk lewat gerak. Dari Sukabumi untuk Indonesia, Lokatmala menyampaikan pesan bahwa budaya, jika dirawat dengan cinta dan visi, bisa menjadi jalan untuk menjaga bumi agar tetap lestari.

Kota Sukabumi yang bercahaya bukan sekadar slogan, tapi cita-cita yang terus dibentangkan layaknya sayap julang yang tak pernah lelah mengepak menuju masa depan.

Sumber : Lokatmala Sukabumi


Posting Komentar untuk "Kepak Julang Ngapak : Batik, Tari, Arsitektur, dan Alam Sukabumi"